RSS

Seuntai Kata



Perhatianmu selama ini tanpa tujuan , kedekatan kita tampak semakin samar di masa depan . Di saat aku sedang sebenar-benarnya mendambakan .Disaat aku telah belajar untuk kembali mempercayai . Disaat sudah mantap merangkai harapan ..



Tutur katamu yang begitu mudah terucap , setiap waktunya melahirkan sebuah harapan untukku



Sebentuk angan-angan sedang kuciptakan . Bahagia sudah siap untuk kugapai

Kukira rasa kita saling menyambut untuk kemudian saling menyambung. Kukira kamulah jawaban dari segala penantianku . Namun kamu justru memilih kata selesai.

Memang nyatanya tak baik mengira-ngira , menciptakan semesta semu bernama asa.



Mengapa perilakumu seakan bilang cinta, namun hatimu ternyata tidak? Tanya ini tak pernah habis kutulis dalam benak. Andai sejak dulu, aku tak keliru mengartikan bahasa tingkah lakumu, kuyakin rasa ini tak akan menjadi terlalu. Jika kita tak mungkin, namun aku tak berhenti ingin



Aku harus bagaimana?

Jika kamu telah menemukan bahagia di hatinya, namun bahagiaku hanya di hatimu, aku harus bagaimana?

Kebersamaan kini telah hilang makna , namun rasa yang ada padaku enggan untuk sirna . Entah aku yang belum siap atau perjalanan memang harus kulalui seorang diri lagi . Namun kekosongan hati, entah siapa lagi yang akan mengisi.



Mungkin , Tuhan hendak ajarkan aku arti merelakan . Apa yang kudapat dari segala rasa yang kuberi namun tak pernah mendapat balasan. Barangkali, kamu hanya cinta titipan, yang kapanpun bisa direnggut kembali oleh Tuhan. Atau barangkali, aku yang terlambat memahami. Bahwa ucap katamu serta tingkah lakumu yang pernah berarti untukku, nyatanya tak pernah berbekas apa-apa di hatimu.



Pada akhirnya, tak pernah hati ini mampu menyalahkanmu sebagai cinta yang salah. Sebab jika memang kamu suatu kesalahan, mengapa mencintamu terasa begitu benar? Mengapa mencintaimu terasa begitu nyata ??

Pada akhirnya, doa menjadi ungkapan paling sederhana yang bisa ku panjatkan ...



Bila ujungnya adalah kamu yang tak dapat kumiliki , biarkan setidaknya aku mensyukuri keberadaanmu yang sesaat pada segala ruang dalam hati. Meski kini hanya tinggal sisa-sisa mimpi yang berharap untuk menjadi nyata suatu saat nanti.

0 comments:

Post a Comment